‘Dok, apa benar kalau membersihkan karang gigi itu membuat gigi tipis/merusak gigi ya?’
‘Loh, siapa yang bilang?’
‘Kata orang sii, Dok… ‘
atau ‘Soalnya, dulu saya pernah bersihkan karang gigi dan setelahnya ngilu, Dok. Kalau ngilu, berarti giginya rusak kan Dok…’
atau ‘Gigi saya malah jadi goyang setelah dibersihkan karang giginya, Dok…’
dan beragam alasan lainnya yang dijadikan pembenaran tanpa perlu mencari tahu fakta sebenarnya.
Nah, disini tantangannya untuk Anda para konsumen cerdas pengguna layanan jasa dokter gigi. Apa benar prosedur pembersihan karang gigi itu merusak gigi? Kalau merusak gigi, masak iya prosedur tersebut diijinkan oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan juga dilakukan oleh para dokter gigi di semua negara di dunia? Hehe…
Pada ‘Artikel Dental Seri ‘Apa Sih Yang Dilakukan Oleh Dokter Gigi’ : Pembersihan Karang Gigi (Scaling Teeth)’ sebelumnya, saya telah menjelaskan apa itu karang gigi dan apa efek yang mengikuti keberadaan karang gigi dalam rongga mulut kita, yaitu berpotensi untuk merusak gigi, gusi, bahkan tulang penyangga gigi. Karena itu, maka yang merusak gigi, gusi dan tulang penyangga gigi adalah si karang gigi-nya, bukan tindakan pembersihan karang gigi.
Tindakan pembersihan karang gigi yang dilakukan oleh dokter gigi menggunakan suatu alat tertentu yang disebut scaler. Scaler ada yang manual dan ada pula yang ultrasonik. Yang umum digunakan para dokter gigi adalah scaler ultrasonik. Cara kerja scaler ultrasonik adalah getaran dan permukaan alatnya adalah halus, bukan seperti bur yang permukaannya kasar, sehingga tidak akan mengambil jaringan gigi yang sehat. Karena itu tidak tepat jika ada mitos bahwa pembersihan karang gigi akan menipiskan gigi atau merusak gigi. Justru dengan pembersihan karang gigi dan kontrol plak berkala secara teratur, membantu mempertahankan kesehatan dan kebersihan rongga mulut.
Drg. Mia Gracia CCH
Dentist
Certified Clinical Hypnotherapist of Adi W. Gunawan Institut of Mind Technology
Author of the book “Hypnosis in Dentistry”